![]() |
Negeri Harapan Anka Adika Productions |
Lingkungan kumuh di sekitar
patung Bima Sabda Langit telah menjadi tempat tinggal para gelandangan, para
gelandangan selalu melakukan aktivitas di sekitar patung tersebut setiap
harinya, adapun keluarga dari Bima Sabda Langit semasa ia hidup adalah istrinya
dan juga anaknya yang bernama Darmi. Setiap hari mereka selalu menyempatkan
waktu untuk membersihkan patung Bima Sabda Langit.
Adapun
para arwah yang menjadi penunggu disekitar patung Bima Sabda Langit yaitu dua
anggota tentara yang dulunya adalah bawahan Bima Sabda Langit dan seorang arwah
mahasiswi yang dulunya gemar berdemo untuk menuntut kebenaran negeri ini.
Ditengah perbincangan para arwah datanglah tiga orang anak buah yang di utus
oleh Sengkuni untuk menghancurkan patung Bima Sabda Langit yang dianggap bisa
memberikan pengaruh buruk terhadap rakyat, (Sengkuni
adalah rekan Bima Sabda Langit semasa hidup yang berkhianat terhadap Indonesia
dan tentunya terhadap Bima Sabda Langit). Para anak buah utusan Sengkuni
pun tidak mau terburu-buru untuk menghancurkan patung Bima Sabda Langit, mereka
harus menunggu keputusan yang ditetapkan oleh bossnya yaitu Sengkuni, tidak
lama mereka bertiga pun memutuskan untuk pergi melaporkannya kepada Sengkuni.
Suatu hari
para arwah terkejut melihat patung Bima Sabda Langit yang bergerak karena
sejatinya patung adalah berdiam diri dan mematung. Lalu para arwah
berbincang-bincang tentang kehidupan di masa lalu.
Semangat Bima
Sabda Langit tidak seperti dahulu kala ketika ia masih hidup, kini Bima Sabda
Langit hanyalah patung yang bosan menjadi tontonan orang, dilecehkan, dan
diacuhkan. Padahal Bima Sabda Langit adalah seorang pahlawan di masa ia hidup.
Betapa terkejutnya para arwah mendengar bahwa yang mereka hadapi adalah Bima
Sabda Langit yang dulunya adalah seorang pahlawan dan tidak lain merupakan
komandan dua dari tiga arwah tersebut.
Asyiknya
perbincangan antara Bima Sabda Langit dan para arwah terganggu oleh para
mahasiswa dan mahasiswi yang berlarian karena dikejar oleh para aparat yang
terus menembaki. Bima Sabda Langit bergegas menjadi patung, para mahasiswa
menjadikan Bima Sabda Langit sebagai simbol perjuangan mereka, maka dari itu
para mahasiswa dan mahasiswi berorasi di depan patung Bima Sabda Langit
menyerukan bahwa Indonesia telah dikelola para koruptor, menjadikan
pemerintahan semakin semerawut, dan membuat rakyat semakin melarat dikarenakan
polisi, jaksa, hakim, dan pemerintahannya korupsi yang membuat negeri Indonesia
disebut negeri terkorup. Lalu para pendemo pun membubarkan diri.
Lalu anak buah
utusan Sengkuni kembali datang, kali ini mereka datang dengan tuannya yaitu
Sengkuni, niat mereka masih sama yaitu ingin menghancurkan patung Bima Sabda
Langit yang telah memberi pengaruh dan energi terhadap mahasiswa yang berharap
ada perubahan di negeri Indonesia. Namun usaha mereka gagal karena diganggu
oleh para arwah penunggu di sekitar patung Bima Sabda Langit.
Tidak lama
setelah Sengkuni dan anak buahnya pergi meninggalkan patung Bima Sabda Langit
ternyata para demonstran datang kembali namun kali ini berbeda, para demonstran
datang dengan sangat ketakutan berlarian kesana kemari karena mereka
diberondong oleh aparat dengan peluru sungguhan. Seketika para demonstran
tertembak dan mati, melihat kematian para demonstran Bima Sabda Langit merasa
bersalah karena telah ditokohkan dan dijadikan simbol perjuangan para mahasiswa
dan mahasiswa yang berdemo. Bima Sabda Langit merasakan penderitaan, kengerian,
penyesalan, yang teramat dalam melihat mayat-mayat yang bergelimpangan. Karena
Bima Sabda Langit merasa gagal untuk memperjuangkan yang seharusnya menjadi
tanggung jawabnya, lalu Bima Sabda Langit merubah posisi mematungnya yang
asalnya hormat menjadi sujud.
Casting Tokoh
Darmi anak Bima Sabda Langit :
Fitry, Liska
Sutradara
Anton Yustian JR
0 komentar:
Posting Komentar
Komentarnya Yow ...